Sirkus Pohon
April 08, 2018
"Fiksi cara terbaik mengungkapkan fakta"
Ini adalah kali pertama saya baca buku karya Andrea Hirata, sebelumnya hanya sekedar menikmati film karya beliau aja. Dua karya film yang sudah saya tonton yang di adaptasi dari bukunya, yaitu Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi yang filmya waaah luar biasa banget dan sangat menginspirasi! dan yang luar biasa lagi karya buku Laskar Pelangi ini sudah go international kurang lebih 20 negara di dunia yang menerbitkan buku Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Beliau juga berhasil memenangkan New York Book Festival 2013 (The Rainbow Troops edisi Amerika). Whaa Indonesia punya!
Kalau di lihat dari eksistensi buku dan filmnya, saya sih udah ga ragu-ragu lagi buat menikmati karya beliau..maka dari itu saya mau coba baca bukunya, nah yang saya beli ini kebetulan buku yang baru-baru ini beliau rilis di tahun 2017 setelah buku beliau yang berjudul Ayah di tahun 2015 yaitu Sirkus Pohon, sebelum beli buku pasti saya liat-liat testimoni orang-orang yang udah baca dan hampir semua tanggapannya positif, langsung aja deh saya beli.
Judul : Sirkus Pohon
Penerbit : Penerbit Bentang
Tebal Halaman : 383 Halaman
Harga : Rp 87.000,-
Buku ini ber-genre novel general fiction, menceritakan tentang potret kehidupan orang-orang kecil di pulau yang hampir tidak ada di peta dengan berbagai masalah yang seringkali terjadi di sekitar kehidupan mereka. Karakter utama di novel ini adalah Hob alias Hobri atau Sobrinudin bin Sobirinudin latar belakang karakter utama adalah berasal dari kampung yang udik, bujanglapuk dan pengangguran untuk latar tempat masih di Belitong (kampung halaman bung Andrea Hirata). Oh ya dialog antar tokoh di sini banyak menggunakan bahasa melayu, hal ini menunjukan beliau mengangkat budaya daerah di belitong. Hikayat daerah!
"Baiklah kawan, ku ceritakan padamu soal pertempuranku melawan pohon delima di pekarangan rumahku dan bagaimana akhirnya pohon itu membuatku kena selalu wajib lapor setiap hari senin, di Polsek Belantik".
Buku ini berkisah tentang Hob, pohon delima, sirkus keliling, dan politik kampung plus kisah cinta hob dan dinda dan subplot kisah cinta tara dan tegar. Konflik dalam buku ini seperti yang saya telah tulis di atas yaitu tidak jauh dari kehidupan masyarakat kita.
"Dalam politik reputasi adalah segala-galanya. Politik mirip musik keroncong tanpa biola, mirip pemain organ tunggal tak pandai membawakan lagu"
Pohon Delima di pekarangan hob, yang seolah-olah memahami semua kejadian yang ada di Desa Ketumbi. Termasuk yang terjadi kepada Dinda, saya kurang paham sih apa hubungannya antara Pohon Delima dan yang terjadi dengan Dinda tapi ya itulah kita pembaca harus berpikir dan berimajinasi lebih haha. Selain pekara dinda ada pula perkara pencalonan kepala desa dan masyarakat sekitar yang mempercayai hal mistis mengenai pohon delima besar di pekarangan hob.
Kekuatan diksi dari seorang bung Andrea Hirata, mampu menggambarkan detail semua makhluk dalam bukunya ini dengan kalimat sederhana tapi luar biasa dan tidak biasa, kisah kasih burung kutilang aja di tulisnya berlembar-lembar apalagi kisah tumbuhnya satu pohon delima mempunya BAB khusus dari 86 BAB di buku ini, pembaca seakan menyaksikan dengan jelas proses fotosintesis delima hingga menjadi pohon dan menyapa dinginnya dunia.
Lanjuut!
"Sedangkan cinta tak pernah memilah tempat dan waktu. Dalam situasi yang runyam itu aku jatuh cinta"
Hob seorang yang tidak berpendidikan tinggi bujang lapuk hingga mencapai kepala tiga dan sulit mendapatkan pekerjaan tapi seketika hidupnya berubah ketika hob jatuh cinta, segala cara hob tempuh untuk mendapatkan pekerjaan tetap untuk memenuhi persyaratan pujaan hati jika ingin menikahinya. Ketika hob jatuh cinta maka dampak positif semua menjalar di sekujur tubuhnya. Bukan itu saja ketika hob bersatu dengan dinda, hob selalu menemani dinda bahkan di saat-saat terburuknya. Hob juga seorang yang sangat setia kawan dan seorang yang memiliki hati yang tulus. Ambooy!
"Sifat optimis akan membuka pintu-pintu yang tertutup".
Sirkus menjadi tempat melabuhnya diri hobri, dalam berselancar mencari pekerjaan sana sini.Karena syaratnya tidak neko-neko dan mudah di penuhi. Asalkan jujur, ulet, dan pekerja keras.
Bangun pagi, LET'S GO!
Selain karakter hob ada pula tokoh lainnya yang masuk ke dalam kehidupan hob yaitu tokoh Tara dan Tegar. Saat itu tegar dan tara sama-sama mengantar ibunya ke pengadilan agama untuk bercerai dengan ayahnya, kemudian kisah mereka di mulai dari taman bermain di depan pengadilan agama kemudian semenjak itu yang membuat keduanya terhubung satu sama lain walaupun selama itu mereka berpisah bertahun-tahun terpisah jarak dan waktu tapi tetap mendoakan dan mencari tau satu sama lain untuk memperjuangkan cinta pertamanya, tanpa ada jaminan apapun.
Kau kah yang membelaku waktu itu?
"Karena orang sekarang tak bisa lagi di sindir-sindir. Orang sekarang buta membaca tanda-tanda bebal kiasan!"
Saya sebenarnya sempat bingung ketika membaca Bab per Bab di buku ini begitupun dengan perpindahan alurnya, saya perlu menyerap lebih lama untuk menggabungkan ceritanya dan makna yang tersirat di dalamcerita ini hahaha, di bagian akhir cerita bung Andrea Hirata tidak mengisahkan ending yang spesifik. Beliau hanya memberi gambaran, bukan menyimpulkan mungkin si bung ingin pembaca berimajinasi dan menyimpulkan sendiri, yang saya ingat jelas ending dari kisah tara dan tegar.. yang akhirnya di pertemukan setelah bertahun-tahun lamanya dengan di akhiri "tegar..tegar kau kah yang membelaku waktu itu?" thats all, tanpa jawaban lagi dari tegar padahal saya maunya lebih detail lagi huw *pembaca yang banyak maunya*. OHH dan setelah sampai di akhir cerita..."wah udah selesai nih?" respon saya. Ceritanya mengalir gitu aja, di buat mikir, karena di setiap cerita selalu ada pesan yang tersirat.
"Tuhan menciptakan tangan seperti tangan adanya, kaki seperti kaki adanya, untuk memudahkan manusia bekerja"
Oh ya, jangan percaya apa yang saya tulis sampe kamu baca sendiri ya! tapi buku ini recommended banget buat kamu yang suka mikir dan berimajinasi. Ihiy.
Setelah baca buku bung Andrea Hirata, jadi mau tau buku-buku yang lainnya.. *kesan manusia yang baru baca karya bung Andrea*
OJEH?
BANGUN PAGI, LET'S GO!
(Salah satu frasa favorit saya)
Babaaay!
Salam.
1 komentar
terimakasih dianas infonya
ReplyDelete-group line penggemar novel