Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

April 06, 2018


Tutup mata kita. Tutup pikiran kita dari carut marut kehidupan. Mari berpikir takjim sejenak. Bayangkan saat ini ada satu malaikat bersayap indah datang kepada kita, lantas lembut berkata : 
"Aku memberikan kau kesempatan hebat. Lima kesempatan untuk bertanya tentang rahasia kehidupan, dan aku akan menjawabnya langsung sekarang. Lima pertanyaan. Lima jawaban. apakah pertanyaan pertamamu?"

Maka apakah kita akan bertanya: Apakah cinta itu? Apakah hidup ini adil? Apakah kaya adalah segalanya? Apakah kita memiliki pulihan dalam hidup? Apakah makna kehilangan?

Ray (Tokoh utama dalam kisah ini), ternyata memiliki kecamuk pertanyaan sendiri. Lima pertanyaan sebelum akhirnya dia mengerti makna hidup dan kehidupan.

Eniwei hai!
Tulisan di atas tadi adalah sepenggal paragraf di bagian sampul belakang novel ini. Untuk yang kesekian saya akan review singkat salah satu bukunya Tere Liye sang novelis kegemaran saya. Beli buku nya Tere Liye tuh ga ada ruginya, karena worth it! ah menurut saya pribadi sih, ga tau kalau kamu.

Details
Judul : Rembulan Tenggelam Di Wajahmu
Tebal Halaman : 425 Halaman
Penerbit : Penerbit Republika
Harga : (sekitar) Rp 75.000

Buat harga saya lupa, ini buku saya beli tahun 2016 tanggal 30 Agustus cuma jam beli-nya aja saya ga tulis hahaha oh ya lagi-lagi postingan ini adalah mantan draft yang sudah hampir berjamur dan baru sekarang-sekarang ini deh saya ada waktu untuk ini semua, dan menyelesaikan hal yang sudah di mulai dari lama ihiy! HMM ah mungkin lebih tepatnya waktu itu saya males buat nulis panjang-panjang sih jadi saya baru kasih judul aja di draft eh taunya ke bablasan ratusan hari terlewat. it's ok!
Oh ya saya beli buku ini di TM Bokstore di Depok, entah kenapa saya suka beli buku di sana tentunya ada yang membedakan dari toko buku lainnya yaitu JENG JENG..dapet sampul gratis! ya lumayan banget kaaan. 

Kalau Darwis Tere Liye bilang,  siapkan energi anda untuk memasuki dunia 'fantasi' tentang perjalanan hidup. Di sini hanya ada satu rumus : semua urusan adalah sederhana. Maka mulailah membaca dengan menghela nafas lega. Nah! begitu pesan beliau.

"Janganlah sekali-kali kau membandingkan kehidupanmu dengan kehidupan orang lain. Menganggap orang lebih bahagia atau kenapa hidup kita begitu nestapa. Kita tidak pernah tahu apa yang telah mereka lalui dan perjuangkan untuk mencapai kehidupan mereka yang sekarang. Karena itu, bersyukurlah dengan kehidupanmu yang sekarang"

Plot buku ini, saya katakan adalah seperti sebuah lingkaran yang utuh dimulai dari titik, dan semuanya kembali berhubungan kepada titik awal. Benar-benar sebuah kisah kehidupan yang indah dan terasa sangat nyata. Saya merasa buku ini menggambarkan pahit-manis kehidupan yang sesungguhnya. Dimana manusia tidak hanya hidup untuk bersenang-senang dan hidup bahagia selamanya, tetapi juga banyak merasakan sakitnya kehilangan, melewati banyak kesulitan hidup, dan juga menghadapi takdir yang terkadang kejam. Alur ceritanya maju mundur tapi perpindahannya halus, mudah di pahami dan ceritanya tetap membumi dari waktu ke waktu!

"Ketika kau merasa hidupmu menyakitkan dan merasa muak dengan semua penderitaan maka itu saatnya kau harus melihat ke atas, pasti ada kabar baik untuk mu, janji-janji masa depan. Dan sebaliknya, ketika kau merasa hidupmu menyenagkan dan selalu merasa kurang dengan semua kesenangan maka itulah saatnya kau harus melihat ke bawah, pasti ada yang lebih tidak beruntung darimu. Hanya sesederhana itu. Dengan begitu, kau akan selalu pandai bersyukur".

Buku ini sebenarnya tidak menawarkan ide yang baru. Banyak pula penulis yang sudah menawarkan cerita yang mirip-mirip dengan ini. Kalau kamu baca lebih jauh hingga hampir setengah halaman, bolehlah di cermati alur ceritanya terutama khusus muslim, buku ini sebenarnya merupakan penjabaran tentang petuah-petuah agama yang sering kita dengar. Mungkin kalian pernah dengar petuah seperti ini
"Apa yang terbaik menurut kita belum tentu terbaik menurut Allah swt" atau mungkin hadist ini "Janganlah engkau berprasangka, karena sebagian dari prasangka adalah dosa." atau kepercayaan kita bahwa sakit yang berkepanjangan, jika kita sabar karenanya sesungguhnya melunturkan dosa-dosa kita. Yap, singkatnya kisah dalam buku ini merangkum penjabaran dari petuah-petuah tersebut. 


"Kau selalu merasa andaikata semua kehidupan ini menyakitkan, maka di luar sana pasti masih ada sepotong bagian yang menyenangkan..kemudian kau akan membenak, pasti ada sesuatu yang jauh lebih indah dari menatap rembulan langit".

Membaca buku ini membuat kita seolah-olah mendapatkan setitik cayaha dari carut marutnya kehidupan. Bagaimana buku ini membuat kita melihat sesuatu dari sisi yang tidak terlihat, menyusunnya dengan indah dan menuangkannya dalam kata-kata. Mengajarkan bagaimana siklus hidup ini berjalan dan teori sebab-akibat yang membuat pembacanya akan lebih hati-hati dalam bertindak. Tanpa di sadari saat menutup lembaran terakhir dalam cerita ini, secara otomatis kita akan mereview apa yang selama ini kita lakukan dan perbuat. Penerimaan dan juga intropeksi diri.

“Kehidupanmu menyebabkan perubahan garis kehidupan orang lainnya lagi. Kemudian entah pada siklus yang keberapa, kembali lagi ke garis kehidupanmu. Saling mempengaruhi, saling berinteraksi" 

How small it is, what we do is affect others that every question has an answer only if you could just open your heart. Because live is fair, because Allah SWT is there..and always there. Singkatnya, cerita yang ada di dalam buku ini adalah suatu self reminder bangetlah, banyak pelajaran yang kita petik di setiap alur nya.

Jangan pernah berburuk sangka dengan apa yang Allah rencanakan. Baik buruk itu sudah menjadi kisah kita di buku-NYA, apa yang kita suka belum tentu baik untuk kita dan apa yang tidak kita suka belum tentu buruk untuk kita karena Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Begitulah salah satu pesan moral yang ada di buku ini. 

Dan daripada itu, belajarlah dari sang rembulan yang walaupun tidak semua orang mengaguminya tapi tetap memberikan sinar indahnya. 
Mulai dari dari panti, berjudi, bertemu bang Ape, menjadi buruh bangunan, mencuru berlian 1000 karat, bertemu si gigi kelinci, menikah dengan si gigi kelinci di wariskan perusahaan, kehilangan si gigi kelinci, hingga tetap menolak cinta dari anggrek putih dari timur dan tetap mempertahankan kesepian dan kesendiriannya. Semua kenangan itu menyerang Ray bertubi-tubi dan yaaa kisah ini cukup mengharukan gaes lebih lengkapnya kalian baca langsung aja ya bukunya! 

Demikian review singkatnya, babay!


Salam.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts