E-Notes ♕

Sederhananya, tidak ada kalimat yang sempurna

Tidak pula aku temui kata-kata di ujung tanda tanya itu

Terlalu lelah, untuk berlari

Kesana, kesini

Berkeliling

Biarlah aku diam, aku diam di sudut senyum masammu 

Biar kamu senang

Terlalu kompleks, dunia ini tidak memberikan kepastian

Kecuali satu, mati 

Tapi

Tolong jangan biarkan aku menelan kembali 

Susunan kata yang telah ku buat jauh-jauh hari

Tolong beri tahu, kemana kah harus ku hantar.

Jangan

Jangan ucap, macam orang linglung.

Karena aku sudah linglung.

Oh hello!

Saya datang kembaliiii, anyway selamat menjalankan 365 (-14days) ke depan..semoga hari mu dan hari ku menyenangkan dan lebih baik dari sebelumnya.

Kalau kilas balik di tahun 2018 kemarin rasanya sangat luar biasa, pada awal tahun saya kehilangan salah satu orang tercinta di hidup saya, orang yang bukan sekedar hadir dan berlalu begitu saja tapi orang yang benar-benar berperan penting dalam hidup saya.

Tante, iya tante saya tante yang sudah menjadi orang tua kedua setelah mama dan papa saya orang tua kedua yang sangat saya sayangi setelah orang tua kandung saya.

Saya ga bisa deskripsikan betapa sangat berartinya beliau di hidup kami. Intinya kami sangat menyayangi beliau, dan begitu merasa kehilangan. 

Pada kenyataannya, kami mencintai beliau tapi yang Maha Kuasa lebih mencintainya.

Lagi-lagi, setelah kehilangan nenek tersayang pada tahun 2017 awal lalu, dan kali itu saya harus belajar merelakan lagi  sesuatu yang rasanya sulit sekali saya lakukan. 

Tidak ada kata lain selain ucapan terimakasih yang mendalam, karena mereka telah hadir di dalam hidup saya telah hadir dan menjadi bagian dari perjalanan hidup saya, telah menjadi panutan dan selalu siap sedia di setiap jatuh dan bangunnya hidup saya. 

Saya sangat menghormati kalian. I swear, i cry so hard when i try to write this, and remember they are.

Walaupun raga mereka sudah tidak akan pernah saya sentuh lagi setidaknya mereka akan selalu hidup di dalam hati saya. Semoga untuk siapa siapa yang di tinggalkan orang tersayang mereka dalam hidup dapat di tegarkan jiwa dan raganya.

Saya pun akan selalu bersyukur karena sampai detik ini Allah masih memberikan saya kesempatan untuk menjaga dan menyayangi kedua orang tua saya. Orang tua yang luar biasa. Semoga dan semoga, orang tua ku dan orang tua kalian akan selalu dalam keadaan sehat sentosa dan selalu dalam lindungan Allah.

Pada pertengahan bulan, hidup saya sedikit bergejolak dengan beberapa pilihan. Pilihan karir, yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Sungguh perjalanan hidup ini bagai roda yang berputar, kemarin kita di bawah sekarang kita di atas ga ada yang abadi dan ga ada yang tau sampai kapan kita bertahan di posisi atas sampai kita kembali dan  akan berada di posisi bawah lagi, dan terus menerus berputar. Pandai-pandailah membumi.

Dulu, selepas sekolah menegah atas saya ingin sekali menjadi anak rantau ingin sekali daftar universitas di luar pulau jawa tapi sayangnya ga dapat restu orang tua, so saya ga akan paksakan kehendak saya itu. Belum siap dengan resiko yang akan saya hadapi kalau berjalan tanpa restu. 

Dan pada akhirnya saya daftar Universitas yang tidak jauh dari rumah dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit dari rumah ke kampus. Tidak apa tidak menjadi anak rantau pada saat itu, memang belum saatnya saja..

Dengan izin Allah dan orang tua setelah bertahun-tahun terlewat selepas sekolah menengah dulu dan akhirnya saat ini saya merasakan menjadi bagian dari anak rantau. 

Mungkin ini memang sudah jadi bagian dari takdir saya hihi.

Nanti saya cerita deh gimana rasanya jauh dari orang tua, gimana rasanya survive ketika diri ini lagi bener-bener down dan gimana rasanya nahan rindu, betul lah Dilan bilang "jangan rindu, rindu itu berat" biar dia aja yang rindu jangan aku 😫  *loh.

Anywaaay, ini lah yang terjadi dengan saya di akhir tahun 2018 kemarin.

Peristiwa ini ga pernah saya bayangkan juga sebelumnya, kalau yang ini peristiwa masuk dalam katagori merana plus plus sih hahaha. 

Gimana ngga, baru beberapa bulan saya jadi anak rantau, saya udah di rawat di hospital dan parahnya di operasi pula. Kalau ingat kejadian itu, duh bener-bener pilu sekaligus pengin ngetawain diri sendiri. 

Jadi pagi itu, saya pergi ke klinik dekat hostel rencananya saya mau minta surat medical check biar libur dan ga kerja besok nya karena saya penat sangat (Rencana yang nakal, berujung fatal hahaha) saya mengeluh pusing macam demam lah, lepas itu saya kebetulan akhir-akhir ini perut saya sakit dekat bawah perut sebelah kanan. 

Dokter banyak tanya ini itu, saya jawab seadaanya dan sesuai dengan apa yang saya rasain, abis itu dokter berdiagnosa kalau itu appendix, saya sempat bingung appendix itu apa rasanya saya tau tapi lupa artinya apa..setelah saya googling, astagaaa usus buntu dan karena dokter ga mau ambil resiko yang fatal karena menyepelekan sakit perut yang sebetulanya saya ga ngerasa sakit-sakit banget cuma ya sesekali aja gitu sakitnya, akhirnya pagi itu dokter klinik buat rekomendasi pergi ke hospital dan setelah sampai hospital saya pergi dekat bilik kecemasan nah di ambil darah dan urin serta pemeriksaan dasar lainnya dengan nurse dari India, sebenernya saya ga tau pasti dia orang India atau bukan tapi anggap saja dia orang India karena nampak macam orang India pada umumnya, ah oke oke cukup.

Tidak sampai di situ kawan-kawan, banyak pemeriksaan lainnya sampai saya berada di meja operasi. 

Dari bilik kecemasan, masuk unit yang ruangannya dingin parah, saya belum pernah semengigil itu pas di wawancara sama dokter sampai susah jawab, padahal saya ga pakai baju terbuka tapi menggigil parah apa karena saya merasa gerogi juga kali ya jadi sekujur tubuh saya gemeter di tambah suhu udara ruangan yang sangat mendukung, duh gemeter sih.

Saya akui, pemeriksaan dan penanganan dokter di sini sangat Responsif. Mungkin kalau hari itu saya ga pergi ke klinik saya ga akan tau kalau saya ada appendix, niat saya mau libur satu hari di hari kerja jadi dapet dua minggu libur hahaha sungguh nikmat sekaligus boring.

Nanti saya ceritain gimana saya di hospital 3 hari dua malam, seorang diri tanpa kawan-kawan. Sedih gitu ga sih kedengarnnya? Saya sih sedihnya dikit, udah banyakan pasrahnya.

Nah jadi singkatnya begitulah rangkuman tahun saya pada tahun 2018 kemarin, yang sedih ada yang manis ada bahkan yang pahit sekalipun ada. Tapi saya yakin, semua yang terjadi baik dan buruknya pasti ada hikmahnya setelah itu. 

Semoga saya dan kamu dapat menjalankan hari-hari menjadi lebih baik dari sebelumnya!

Bye.

Sincerely,

Ur random friend.