Rindu

July 05, 2017

Hallo ! setelah sekian minggu tidak membuka blogger, gue berkeinginan untuk review salah satu bukunya Tere Liye, entah gue dapet mood bagus ini dari mana yang pasti sekarang mau coba review, ehe. Sebenernya sih udah dari lama mau coba buat review tapi mood bagusnya baru muncul sekarang hmm, buku berikutnya menyusul kalau ketemu waktu yang pas ya cyin. Di postingan sebelumnya gue pernah posting soal Tere Liye, lebih tepatnya membahas mengenai first impression gue tentang Tere Liye ⇒ Tere Liye 2

Setelah gue mengetahui siapa Tere liye dengan segudang quotes yang mudah banget untuk di cari, akhirnya gue mulai kepo sama karyanya beliau, waktu itu gue memutuskan jalan-jalan ke toko buku untuk mengisi waktu luang (read: ke-gabut-an yang tiada batas) dan baca-baca sepintas tentang buku-bukunya dari sinopsis yang ada, akhirnya gue memutuskan untuk membelinya...satu..persatu, kalo barengan gue belum sanggup.

Sejauh ini baru 4 buku, 4 diantaranya yaitu Hujan, Tentang Kamu, Rindu, dan Rembulan Tenggelam di Wajahmu. Pertama kali gue baca sampai tamat itu bukunya yang Rindu tapi sebelumnya gue pernah baca yang judulnya Pulang punya temen gue tapi ga sampai tamat entah kenapa gue ga begitu interest jadi ga gue terusin dilain itu sebenernya karna gue ga ngerti sama bahasanya pada saat itu dan minat baca waktu itu lagi dibawah..ya anyway itu sebelum gue tau lebih jauh soal buku doi yang lainnya. Buku Rindu ini gue punya dari 2 mei 2016 lalu (loh detail?, yoi soalnya setiap buku yang baru di beli gue kasih tanggal. biar apa? biar enak aja...krik..krik) ga deng, alasan klasiknya biar nanti suatu saat kalo ada yang nanya setelah bertahun-tahun kemudian, "ini buku dari kapan belinya?" Terus tinggal jawab "itu ada tanggal sama tahunnya beserta tanda tangan yang empunya". Tanda tangan? Iya, biar eksis. Ehe.
Oiya gue suka sinopsisnya, jadi gue beli. Ini alasan utamanya, kalo diliat dari covernya sih terbilang biasa aja, tapi percayalah isinya luar biasa.


Tebal Novel : 544
Harga           : sekitar Rp 58.000
Gue lupa harganya berapa, harga diatas itu gue liat dari web site resmi Gramedia. Jadi singkatnya buku ini menceritakan mengenai perjalanan panjang sebuah kerinduan.....oke. 

Sebelumnya, buku ini udah gue baca dari lama mungkin kurang lebih setahun yang lalu jadi wajar aja lupa-lupa inget tapi dikarenakan mood yang lumayan bagus itu muncul yang entah dari mana gue mencoba baca kilat (baca-baca kalimat utama setiap bab doang) dan setelah gue baca sekilas pada cerita-cerita yang menarik di bagian bukunya, kemudian ingatan gue mulai pulih.....baikalah, setidaknya gue ingat karna novel ini cukup berkesan.

Jadi Novel Rindu ini mengisahkan tentang perjalanan panjang jamaah haji Indonesia pada tahun 1938, yang menggunakan kapal uap kargo terbesar di zaman itu yang bernama Blitar Holland. Kapal itu di buat di Eropa tahun 1923 dimiliki oleh salah satu raksasa perusahaan logistik dan transportasi besar asal Belanda, Koninklijke Rotterdam. Di novel ini tergambar banget detail mengenai kapal uap kargo dan suasana yang terjadi pada saat itu jadi pembaca seolah-olah dapat berimajinasi dengan mudah suasana pada tahun 1938 tersebut.

Ini unik, dari buku ini kita disambut oleh prolog yang menceritakan mengenai fakta nusantara pada tahun 1938 seperti sebuah fakta bahwa pada tahun tersebut Indonesia masih bernama Hindia-Belanda, serta mengikuti Piala Dunia di Prancis untuk pertama kalinya. Banyak tokoh-tokoh serta karakter yang terlibat di dalam cerita Rindu ini yang memiliki cerita unik dan menarik serta memiliki nilai moral di masing-masing ceritanya, seru.

Tere Liye juga juga menyelipkan sebuah pesan tentang keberagamaan dalam beragama; toleransi. Dikisahkan dalam perjalanan menuju tahah suci; dari Kolombo menuju Jeddah, para kelasi mengadakan perayaan hari Natal. Dalam sebuah dialog antara Anna dan Daeng Andipati, Tere Liye menegaskan makna toleransi dari sudut pandang yang berbeda.

"tanpa menghadiri acara itu, kita tetap menghormati mereka dengan baik, sama seperti Kapten Phillips yang sangat menghormati agama kita. Pun tanpa harus mengucapkan selamat, kita tetap bisa saling menghargai. Tanpa perlu mencampur adukan ha-hal yang sangan prinsipil di dalamnya."

Kisah cinta selalu menjadi sesuatu yang menarik dalam setiap alur cerita sebuah Novel, kayaknya di Novel apapun selalu ada sepasang atau dua pasang yang muncul mengisi alur cerita cinta, begitupun di Novel ini nih.
Mereka bukan pasangan muda, melainkan pasutri sepuh tapi romantis banget. 

"Pendengaranku memang sudah tidak bagus lagi, nak. Juga mataku sudah rabun. Tubuh tua ini juga sudah bungkuk. Harus kuakui itu. Tapi aku masih ingat kapan aku bertemu istriku. Kapan aku melamarnya. Kapan kami menikah. Tanggal lahir semua anak-anak kami. Waktu-waktu indah milik kami. Aku ingat itu semua."

Dan pada akhirnya salah satu dari mereka menghembuskan napas terakhirnya di atas kapal uap kargo besar itu sebelum sampai ke tanah suci, pas disini sedih nih ceritanya.

"Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?

Apalah arti kehilangan, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?

Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? dan tak terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? hingga rindu dan melupakan jaraknya hanya setipis benang saja."

Yap! itu yang diatas belum seberapa baru sedikit (Kalo banyak-banyak ntar melanggar hak cipta kan ngeray) dan beberapa cuplikan diatas itu beberapa dari banyaknya cuplikan cerita yang gue suka..jadi, dengan kata lain masih banyak cuplikan cerita yang seru di novel itu. Berbobot, karna novel ini berisi berbagai cuplikan sejarah beberapa daerah yang dijadikan latar belakang ceritanya jadi lumayan buat nambah pengetahuan juga. Dan lagi, seolah-olah pembaca dapat merasakan langsung suasana di zaman lampau. Misalnya kayak pas di Surabaya di masa lampau, dengan Trem Listriknya.
begitu juga dengan daerah Banten dimana warganya mudah berbaur dengan orang-orang Belanda. Dan lain sebagainya. Too much. 

Yang kepo, atau mungkin kepingin tau lebih jauh langsung aja beli novelnya! kbye, semoga bermanfaat.

Oiya, sebenernya ini udah lama terbitnya dan covernya juga udah berubah tapi isinya tetap sama dengan judul dan cerita yang sama juga.



You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts